
FAKULTAS Teknik Universitas Hindu (Unhi) Denpasar terus berupaya mengembangkan program studi dan kualitas lulusan dengan kompetensi berbasiskan budaya, sehingga diharapkan nantinya bisa turut mempertahankan keunikan dan keragaman budaya Nusantara.
"Jadi, kami juga membekali mahasiswa dengan nilai-nilai budaya, karena membangun itu harus ada sisi budaya, tidak semata-mata teknologi atau urusan kerekayasaan," kata Dekan Fakultas Teknik Unhi Denpasar, I Komang Gede Santhyasa ST, MT, disela-sela acara Yudisium FT Unhi Denpasar.
Menurut Santhyasa, karakteristik atau keunikan budaya Indonesia yang beragam, tentu tidak bisa disamakan, termasuk dalam hal pembangunan. Contohnya membangun di wilayah Papua dengan di Denpasar, tentu tidak boleh sama karena memiliki karakteristik masing-masing.
"Jadi, saya kira itu menjadi pasar `jualan` yang unik, apalagi didekatkan dengan destinasi pariwisata? Budaya tidak saja dalam konteks fisik, tetapi juga budaya masyarakatnya," ujarnya.
Selain aspek budaya yang menjadi keunggulan Fakultas Teknik Unhi Denpasar, juga prospek lulusan untuk terserap di pasar kerja cukup tinggi di tengah perkembangan dunia global di era Sustainable Development Goals (SDGs) 2015-2030.
Dia menyatakan, dari sejumlah "goals" atau tujuan yang ingin dicapai dari SDGs, setidaknya tiga "goals" yang begitu terkait dengan lulusan Fakultas Teknik dan menjadi peluang kerja yang luas yakni target mengurangi kesenjangan atau disparitas wilayah, pembangunan infrastruktur, serta menjadikan kota dan permukiman yang berkelanjutan.
"Khususnya lewat Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) yang kami miliki itu akan banyak berbicara untuk mengurangi disparitas antarwilayah, paling tidak dapat mengurangi kesenjangan pembangunan di kawasan Bali Selatan, dengan Utara, Timur, dan Selatan," ujarnya.
Secara nasioal, terkait dengan "goals" atau tujuan pembangunan infrastruktur serta menjadikan kota dan permukiman yang berkelanjutan, menurut Santhyasa, telah dijawantahkan Presiden Joko Widodo ke dalam program Nawa Citta dengan kebijakan membangun Indonesia dari pinggiran dan oleh Kementerian PUPR ditindaklanjuti dengan pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah di Tanah Air. "Pembangunan infrastruktur itu ada sektor jalan, perumahan, keciptakaryaan, penataan ruang, sumber daya air dan sebagainya. Tentunya, masing-masing sektor memberikan ruang yang luas bagi lulusan kami di Fakultas Teknik," katanya.
Hingga saat ini, FT Unhi Denpasar telah meluluskan 138 orang dan terserap di berbagai instansi pemerintah, menjadi kontraktor, konsultan, berkiprah di lembaga swadaya masyarakat hingga berwirausaha. Sedangkan mahasiswa yang menempuh pendidikan di FT Unhi tidak saja dari Bali, tetapi ada juga dari NTT hingga Timor Leste.
Dalam waktu dekat, pihaknya juga berencana membuka Prodi Teknik Arsitektur. "Dengan demikian menjadi lengkap, di level makro ada Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, level tengah ada Teknik Arsitektur, dan di level mikro ada Teknik Sipil. Mudah-mudahan, dengan demikian, kami semakin berkontribusi dalam membangun daerah, bangsa dan negara," kata Santhyasa.
Pada acara tersebut, Fakultas Teknik Universitas Unhi Denpasar meyudisium sebanyak 25 orang mahasiswa yakni 16 orang dari Prodi Teknik Sipil dan sembilanorang dari Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota.
Tiga mahasiswa dari Prodi Teknik Sipil mendapat predikat Cumlaude yakni I Kadek Suprianta Janiadi, Made Satya Yoga Maharddhika, dan I Gede Agustama Adi.nSedangkan, Benny Williyanto, menjadi yudisiawan terbaik dari Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota dengan memperoleh predikat Sangat Memuaskan. HM