Senin, 17 Februari 2020
Unhi Gelar 4th International Conference Of Interreligious Intercultural Studies
UNIVERSITAS Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar kembali menggelar "International Conference Of Interreligious Intercultural Studies" di kampus setempat, Sabtu (15/2). Seminar Internasional yang keempat kalinya ini mengusung tema "Community, Ecology, and Religion: Interdisciplinary and Civic Engagements Towards Sustainable Living". Seminar dibuka langsung oleh Rektor Unhi Denpasar, Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, MS., yang dihadiri Ketua Umum PHDI Pusat, Mayjen (Purn) Wisnu Bawa Tenaya.
Sejumlah keynote speaker dihadirkan. Diantaranya, Prof. Michael Northcoot dari Edinburgh University-Scotland, Prof. Yekti Maunati, Ph.D. dari Reseach Center For Asia Studies, Prof. Dr. Phil. I Ketut Ardhana, MA. (Ketua Yayasan Pendidikan Widya Kerthi), Prof. I Ketut Widnya, MA.,Ph.D. (Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI), Prof. Dr. Ida Ayu Gde Yadnyawati, M.Pd. (Unhi Denpasar), Dr. Muhammad Indrawan (Universitas Indonesia), Prof. Dr. Comas Poluakan, M.Si. (Universitas Manado), dan Dicky Sofjan, Ph.D. (UGM).
Rektor Unhi Denpasar, Prof. Damriyasa, mengatakan tema "Community, Ecology, and Religion" merupakan 3 komponen penting untuk menyelamatkan kehidupan. Tema ini sangat relevan untuk mengimplementasikan konsep Tri Hita Karana, yaitu bagaimana menjaga hubungan manusia dengan manusia dalam masyarakat (community), hubungan manusia dengan alam (ecology), dan hubungan manusia dengan Tuhan melalui agama (religion). "Tujuan konferensi internasional ini bagaimana menyampaikan tema kita (Community, Ecology, and Religion-red) kepada dunia internasional, apalagi Bali merupakan daerah tujuan wisata. Sehingga, melalui konferensi internasional ini kita ingin menarik wisatawan agar datang ke Bali, dan memperkenalkan budaya, alam, dan kerukunan umat Bali kepada wisatawan dunia,"ujar Prof. Damriyasa.
Apalagi, dikatakan bahwa Unhi Denpasar satu-satunya Universitas yang tidak hanya mengembangkan sains dan teknologi, tetapi juga seni dan budaya berbasis agama Hindu. Sebab, SDM yang unggul dalam sains dan teknologi, namun tidak memiliki kepribadian budaya yang sesuai prinsip Bung Karno, maka akan tidak ada gunanya dalam kehidupan ini. Oleh karena itu, Unhi Denpasar selalu intens mengangkat tema-tema yang berkaitan dengan alam, budaya dan masyarakat. Aplagi, tema tersebut sejalan dengan visi Gubernur Bali "Nangun Sat Kerthi Loka Bali" yang sifatnya universal.
Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Widya Kerthi sebagai penyelenggara Pendidikan Tinggi Unhi Denpasar, Prof. Dr. Phil. I Ketut Ardhana, MA., mengatakan konferensi internasional yang digelar sangat berkaitan dengn jurnal internasional yang telah dijalankan selama 2 tahun Unhi Denpasar. Melalui konferensi internasional ini pihaknya ingin merekam semua hasil-hasil penelitian, tidak hanya ditingkat lokal Bali, tetapi juga nasional dan internasional. Sehingga, sejumlah narasumber dihadirkan untuk membahas hasil-hasil penelitian agar sinkron dengan terbitan-terbitan terbaru ditingkat nasional, bahkan internasional. Sehingga, jurnal-jurnal yang dihasilkan Unhi Denpasar bisa "out standing" dan bisa diperhitungkan di dunia internasional. Sebab, sejauh ini peneliti luar negeri lebih tertarik untuk mempelajari budaya Bali dibandingkan peneliti dalam negeri. Oleh karena itu, melalui konferensi internasional ini diharapkan menjadi motivasi bagi peneliti asal Bali untuk lebih mengangkat budaya Bali ke dunia internasional. HM