background

BERITA

Berita Utama


Berita Terbaru

Image
Senin, 09 Maret 2020
BNI melakukan serah terima Smartcafe kepada Rektor Unhi

Fasilitas kekinian di Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar semakin lengkap dengan adanya Smart Cafe yang terletak di sisi barat kampus. Fasilitas ini merupakan hasil kerja sama Unhi Denpasar dengan PT Bank Negara Indonesia (BND. Selain itu, BNI juga membuka pintu seluas-luasnya bagi lulusan Unhi Denpasar yang ingin berkarier di BNI. Menariknya, alumnus Unhi Denpasar yang diterima dari hasil rekrutmen akan dikontrak selama dua tahun. Jika tidak diperpanjang, maka BNI memberikan pesangon untuk bekal berwirausaha. Demikian diungkapkan Rektor Unhi Denpasar Prof. Damriyasa saat ditemui di Kampus Unhi, Jalan Sanggalangit, Tembawu, Denpasar Timur. Rektor yang menempuh pendidikan lanjutan di Jerman ini menjelaskan, di bawah kepemimpinannya Unhi menggencarkan program Triple Helix, yakni memperkuat kerja sama antara institusi pendidikan dengan pemerintah, serta dunia usaha dan dunia industri (dudi). Kerja sama antar universitas sudah dilakukan dengan berbagai perguruan tinggi dalam negeri hingga ke luar negeri. Kerja sama dengan pemerintah, baik pusat, provinsi dan kabupaten/kota juga sudah berjalan dengan baik. Salah satu contoh pada Program Studi (Prodi) Hiikum Adat. Di mana, Unhi Denpasar menjadikan desa adat di Bali sebagai laboratorium untuk pengembangan prodi tersebut. Demikian pula dengan dudi. Kalau kerja sama dengan dunia usaha dan industri, kami sudah punya inkubator bisnis sebagai jembatan, ujarnya. Terlepas dari hal tersebut, kata dia, Unhi adalah perguruan tinggi yang paling siap melaksanakan program #KampusMerdeka sesuai arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim. Pihaknya memberi kebebasan mahasiswa untuk memilih mata kuliah di luar prodinya, baik di dalam maupun di perguruan tinggi lain maksimal tiga semester. Sedangkan mata kuliah Wajib sesuai prodi hanya lima semester. Ini artinya perguruan tinggi dituntut menjaljn kerja sama seluas-luasnya, ujarnya. Damriyasa menambahkan, Unhi Denpasar juga melengkapi peserta didiknya yang telah dinyatakan lulus dengan program Intensive Development on Entrepreneurship Program (IDEP). Ia mengklaim, program ini mampu membantu mempermudah penyerapan alumnus ke dunia usaha dan industri. Bahkan, dalam menyikapi Iesunya industri pariwisata akibat merebaknya wabah virus Corona, ia mengaku telah merancang strategi. Rencananya, Unhi Denpasar akan membuka program non degree yang menunjang pariwisata, misalnya teknologi pertanian. Virus Corona memberi kita pelajaran bahwa sektor pariwisata sangat rentan. Sehingga kita tidak boleh bergantung dari satu sektor, harus mengarah ke kompetensi lain yang mandiri, tapi bisa juga untuk mendukung pariwisata, bebernya. Unhi Denpasar sebagai kampus milik umat Hindu, turut prihatin terhadap pekerja pariwisata yang dirumahkan oleh pihak hotel dan restoran. Oleh karena itu, potensi sumber daya manusia inilah yang bakal disasar untuk diberi keterampilan lain pada program non degree, mengingat masih banyak potensi yang bisa digali.

Image
Senin, 17 Februari 2020
Unhi Gelar 4th International Conference Of Interreligious Intercultural Studies

UNIVERSITAS Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar kembali menggelar "International Conference Of Interreligious Intercultural Studies" di kampus setempat, Sabtu (15/2). Seminar Internasional yang keempat kalinya ini mengusung tema "Community, Ecology, and Religion: Interdisciplinary and Civic Engagements Towards Sustainable Living". Seminar dibuka langsung oleh Rektor Unhi Denpasar, Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, MS., yang dihadiri Ketua Umum PHDI Pusat, Mayjen (Purn) Wisnu Bawa Tenaya. Sejumlah keynote speaker dihadirkan. Diantaranya, Prof. Michael Northcoot dari Edinburgh University-Scotland, Prof. Yekti Maunati, Ph.D. dari Reseach Center For Asia Studies, Prof. Dr. Phil. I Ketut Ardhana, MA. (Ketua Yayasan Pendidikan Widya Kerthi), Prof. I Ketut Widnya, MA.,Ph.D. (Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI), Prof. Dr. Ida Ayu Gde Yadnyawati, M.Pd. (Unhi Denpasar), Dr. Muhammad Indrawan (Universitas Indonesia), Prof. Dr. Comas Poluakan, M.Si. (Universitas Manado), dan Dicky Sofjan, Ph.D. (UGM). Rektor Unhi Denpasar, Prof. Damriyasa, mengatakan tema "Community, Ecology, and Religion" merupakan 3 komponen penting untuk menyelamatkan kehidupan. Tema ini sangat relevan untuk mengimplementasikan konsep Tri Hita Karana, yaitu bagaimana menjaga hubungan manusia dengan manusia dalam masyarakat (community), hubungan manusia dengan alam (ecology), dan hubungan manusia dengan Tuhan melalui agama (religion). "Tujuan konferensi internasional ini bagaimana menyampaikan tema kita (Community, Ecology, and Religion-red) kepada dunia internasional, apalagi Bali merupakan daerah tujuan wisata. Sehingga, melalui konferensi internasional ini kita ingin menarik wisatawan agar datang ke Bali, dan memperkenalkan budaya, alam, dan kerukunan umat Bali kepada wisatawan dunia,"ujar Prof. Damriyasa. Apalagi, dikatakan bahwa Unhi Denpasar satu-satunya Universitas yang tidak hanya mengembangkan sains dan teknologi, tetapi juga seni dan budaya berbasis agama Hindu. Sebab, SDM yang unggul dalam sains dan teknologi, namun tidak memiliki kepribadian budaya yang sesuai prinsip Bung Karno, maka akan tidak ada gunanya dalam kehidupan ini. Oleh karena itu, Unhi Denpasar selalu intens mengangkat tema-tema yang berkaitan dengan alam, budaya dan masyarakat. Aplagi, tema tersebut sejalan dengan visi Gubernur Bali "Nangun Sat Kerthi Loka Bali" yang sifatnya universal. Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Widya Kerthi sebagai penyelenggara Pendidikan Tinggi Unhi Denpasar, Prof. Dr. Phil. I Ketut Ardhana, MA., mengatakan konferensi internasional yang digelar sangat berkaitan dengn jurnal internasional yang telah dijalankan selama 2 tahun Unhi Denpasar. Melalui konferensi internasional ini pihaknya ingin merekam semua hasil-hasil penelitian, tidak hanya ditingkat lokal Bali, tetapi juga nasional dan internasional. Sehingga, sejumlah narasumber dihadirkan untuk membahas hasil-hasil penelitian agar sinkron dengan terbitan-terbitan terbaru ditingkat nasional, bahkan internasional. Sehingga, jurnal-jurnal yang dihasilkan Unhi Denpasar bisa "out standing" dan bisa diperhitungkan di dunia internasional. Sebab, sejauh ini peneliti luar negeri lebih tertarik untuk mempelajari budaya Bali dibandingkan peneliti dalam negeri. Oleh karena itu, melalui konferensi internasional ini diharapkan menjadi motivasi bagi peneliti asal Bali untuk lebih mengangkat budaya Bali ke dunia internasional. HM

Image
Senin, 03 Februari 2020
Prodi Manajemen Gelar Debat Antar Perguruan Tinggi se-Bali

MENINGKATKAN dan memperluas jaringan, serta edukasi khususnya dalam manajemen marketing, untuk pertama kalinya Program Studi (Prodi) Manajemen Fakultas Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata (FEBP) Universitas Hindu Indonesia (Unhi) menggelar lomba debat antar universitas se-Bali. Lomba yang mengambil tema "Improving Marketing Strategis as a Manifestasion of The Industrial Revolution 4.0 to Face Global Competition and Strengthening the National Economy,", Jumat (31/1) diselenggarakan di Lantai III Aula Unhi Denpasar. Kaprodi Manajemen FEBP Unhi, I Wayan Suartina, S.E.,M.M., menjelaskan acara dimaksud adalah Unhi Economy Management Competition Tingkat Perguruan Tinggi se-Bali. "Salah satu tujuan debat ini adalah, bagaimana teori yang didapatkan mahasiswa itu di perguruan tinggi, khususnya ilmu manajemen, mampu diaplikasikan dalam kenyataan kehidupan sehari-hari," ujar Wayan Suartina. Dia menambahkan, atas dasar itulah Prodi Manajemen FEBP Unhi berinisiatif mengundang Perguruan Tinggi se Bali, untuk turut serta dalam kompetisi ini. Dalam lomba ini, ada sekitar 10 universitas dengan 20 tim (kelompok) yang ikut andil dalam debat marketing tersebut. "Ya, yang kita garap adalah soal pemasaran atau marketing, terutama 4.0. Karena penekanan kita di dunia nyata," tegasnya kembali. Secara teknis, sambung Suartina, pihaknya juga sudah mengumpulkan para dosen yang mempunyai keahlian dibidangnya. Dosen inilah diharapkan membina tim, sehingga ilmu yang mereka dapat betul-betul bisa diaplikasikan di masyarakat. Ke depan, selaku pimpinan prodi, Suartina berharap para dosen yang membidangi, atau mempunyai keahlian, ikut berkesinambungan membina adik-adik mahasiswa, sehingga di masyarakat nantinya mereka bisa diterima. Artinya antara teori dengan aplikasi di lapangan bisa dikompetensikan. Tak salah, selain melibatkan akademisi internal dalam lomba debat itu, Kaprodi FEBP juga melibatkan praktisi dalam kompetensi ini. "Jadi, tujuan yang kita harapkan antara teori dan praktek menjadi nyambung," katanya kembali. Ke depan, selaku Kaprodi, dia berharap acara debat marketing ini bisa dilakukan secara berkelanjutan, sehingga antar mahasiwa bisa tukar pikiran dan adu argument, menuju pemikiran yang berkualitas. "Sehingga prodi manajemen, khususnya bidang pemasaran kita dapat tingkatkan. Ke depan, juga bisa lakukan debat, tentu dengan tema berbeda," tandas Kaprodi Manajemen FEBP Unhi, I Wayan Suartina, S.E.,M.M. HM

Image
Rabu, 29 Januari 2020
Pelaksanaan Siwaratri di UNHI Berlangsung Khusyuk

UNIVERSITAS Hindu Indonesia (UNHI) melaksanakan Hari Raya Siwaratri. Diawali dengan persembahyangan pertama di Pura Maha Widya Mandira pada Kamis (23/1) pukul 18.00. Di malam Siwaratri itu, para mahasiswa dan segenap civitas akademika UNHI mendengarkan dharma wacana dan dharmatula oleh Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Dwaja Hari Murti pukul 21.00. Persembahyangan kedua dilakukan tengah malam pukul 24.00. Persembahyangan berlangsung khusyuk, karena suasana semakin hening. Mengingat perjalanan Lubdaka di tengah hutan di malam siwaratri memetik daun bila, para mahasiswa yang mengikuti perayaan sampai selesai pun teringat cerita itu. Mahasiswa UNHI Semester I Ni Putu Rismayanti (18) asal Singapadu mengatakan, perayaan Siwaratri sangat berarti bagi umat Hindu apalagi kami mahasiswa Hindu. Sebagai mahasiswa, cerita-cerita bernafaskan Hindu harus diresapi dan dimaknai dengan baik. "Meskipun kami tidak sepenuhnya dapat menjalankan karma baik sebelumnya dan ke depan, namun kami merenungi segala perbuatan dan dosa yang pernah kami lakukan. Ini menjadi pelajaran penting bagi kami ke depan untuk berbuat dan belajar lebih baik ke depan," ujarnya. Mahasiswa kembali mendengarkan dharmawacana dan dharmatula yang diberikan oleh UKM Kedis pukul 01.00. Rangkaian Siwaratri diakhiri dengan persembahyangan ketiga yang dipuput oleh Pinandita Pura Maha Widya Mandira pada Jumat (24/1) pukul 06.00. Rektor UNHI Prof. Dr.drh. I Made Damriyasa, MS.mengatakan, rangkaian Siwaratri seperti ini setiap tahun selalu dilaksanakan di UNHI. Ada beberapa rangkaian persembahyangan hingga besok pagi. Baginya Hari Raya Siwaratri merupakan malam perenungan dosa. "Jadi kita merenung apa yang telah kita lakukan. Tentu ke depannya supaya tidak terulang lagi hal - hal yang kurang baik pernah kita lakukan selama ini sehingga ke depannya kita tidak lagi mengulangi hal - hal yang sama," jelasnya. Implementasinya dalam pendidikan agama, bagaimana mahasiswa khususnya bisa melaksanakan hal ini sesuai dengan Sradha dan Bhaktinya. Ketua Yayasan Pendidikan Widya kerthi Prof. Dr. Phil. I Ketut Ardhana, MA.memaknai Siwaratri dengan melihat dari sudut pandang metafisika dan filsafatnya, mengingat agama Hindu dalah agama yang dipraktekkan. Maka pada kesempatan malam Siwaratri itu lebih banyak membahas tentang apa yang dilakukan setiap hari sebagai sebuah praktek, melalui malam perenungan Suci atau malamnya Siwa, dibahas filsafat Siwaratri dari sudut pandang keilmuan dan filsafatnya yaitu tidak terlepas dari tiga persoalan yaitu tattwa, etika, dan susila. HM

Image
Senin, 06 Januari 2020
Unhi Denpasar MoU dengan Ganesha Indonesia

MENGAWALI tahun baru 2020, Univeritas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Lembaga Riset Ganesha Indonesia, Sabtu (4/1). MoU ini bertujuan untuk menciptakan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) Hindu yang unggul dibidang tenaga kerja pariwisata. Rektor Unhi Denpasar, Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, MS., mengatakan kerjasama yang dilakukan dengan Lembaga Riset Ganesha Indonesia untuk peningkatan kualitas SDM Hindu terkait pengembangan tenaga kerja dibidang jasa pariwisata. Pengembangan SDM yang tercipta nantinya akan siap dikirim bekerja ke Jepang dan Korea. Apalagi, Unhi Denpasar sebagai Universitas berbasis agama dan kebudayaan akan menjadi daya tarik bagi negara Jepang dan Korea. Sebab, dikatakan selain memiliki ilmu pengetahuan yang handal, kualitas lulusan yang dihasilkan Unhi Denpasar juga memegang teguh budaya yang menjadi nilai lebih dibandingkan lulusan perguruan tinggi lainnya. Dan SDM seperti ini sangat dibutuhkan oleh negara-negara yang memiliki identitas budaya lokalnya yang kuat. "Oleh karena itulah Lembaga Riset Ganesha Indonesia memilih Unhi Denpasar untuk diajak berkolaborasi dalam pengembangan SDM Hindu, terutama dibidang pariwisata. Karena disamping memang tenaga yang dibutuhkan diluar negeri adalah tenaga yang berasal dari Bali dan kultur Bali juga diprioritaskan,"ujar Prof. Damriyasa. Hal senada juga diungkap Penasehat Lembaga Riset Ganesha Indonesia, Ir. I Made Wijaya Kusuma, M.AP. Dikatakan, MoU yang dilakukan dengan Unhi Denpasar untuk pengembangan dan meningkatkan SDM Hindu Bali agar bisa bersaing dikancah global guna merebut pasar internasional dibidang industri manufaktur dan tenaga kesehatan, terutama di Jepang dan Korea. Pihaknya mengaku, selama ini pengembangan SDM Hindu terutama dalam penguasaan bahasa masih lemah, sehingga sangat penying dilakukan pengembangan. Untuk itu, sebelum diberangkatkan ke Jelang dan Korea maka akan dilakukan pendampingan bahasa yang akan dilakukan di kampus Unhi Denpasar. "Nah untuk membekali tenaga sebelum ke luar negeri, sebelumnya akan dilatih dari segi bahasa agar para tenaga disamping siap kerja juga menguasai bahasa dimana tujuan negara yang dituju,"tandasnya. Kendati demikian, Wijaya juga mengakui bahwa SDM Hindu Bali memiliki beberapa kelebihan. Salah satunya adalah SDM Hindu Bali memiliki kultur yang baik, sehingga menjadi orioritas bagi Negara Jepang dan Korea. "Langkah selanjutnya setelah MoU ini akan dilakukan sosialisasi kepada sekolah-sekolah maupun kampus yang ada di Bali,"pungkasnya. HM

Image
Sabtu, 04 Januari 2020
Prodi Hukum Adat Unhi jadi Terobosan Strategis

Fakultas Hukum bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Agama, Seni dan Budaya Universitas Hindu Indonesia menyelenggarakan kuliah umum dengan tema Pendekatan Antropologi dalam Studi Hukum Adat di aula lantai II Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia Senin (30/12). Tidak tanggung-tanggung, seorang Guru Besar dari Universitas Lampung Prof Dr Gede Arya Wiranatha SH. MH hadir menjadi narasumber. Dari pihak Unhi hadir Wakil Rektor I Prof. Dr. I Putu Gelgel, SH, M.Hum, Dekan Fakultas Ilmu Agama, Seni dan Budaya Drs Putu Sarjana, M.Si, Wakil Dekan Dr. Wayan Martha, Kaprodi Hukum Adat, dan para dosen di lingkungan Universitas Hindu Indonesia. Wakil Rektor I Unhi Prof. Dr. I Putu Gelgel, SH, M.Hum dalam sambutannya menjelaskan bahwa kuliah umum tentang Studi Hukum Adat sangat penting dilakukan berkaitan dengan keberadan Prodi Hukum Adat di Universitas Hindu Indonesia. Apalagi saat ini, lanjut Prof Gelgel, para pakar di bidang hukum adat sangat langka, bahkan bisa dihitung dengan jari. Ke depan, melalui Prodi Hukum Adat di Unhi, akan mampu mencetak para pakar hukum adat di Indonesia. Kita punya Prodi Hukum Adat yang bisa mencetak sarjana-sarjana hukum adat di Indonesia, papar Profesor dari Jembrana ini. Dilanjutkan, upaya untuk membentuk peradilan adat di Bali sudah diupayakan sejak tahun 1986, di Unhi bahkan ada draf-nya. Di sini Unhi punya peluang untuk menjadi pelopor dalam studi hukum adat di Bali. Prodi Hukum Adat Perlu mengadakan kegiatan akademik berskala Nasional sehingga Prodi Hukum Adat Unhi semakin dikenal. Bisa jadi ke depan para mahasiswa akan datang dari seluruh Nusantara untuk belajar Hukum Adat ke Unhi, paparnya. Sementara itu, Prof Dr Gede Arya Wiranatha SH. MH. menyampaikan bahwa Prodi Hukum Adat di Unhi adalah suatu terobosan yang strategis karena di seluruh Indonesia tidak ada lagi Prodi Hukum Adat. Malah mata kuliah Hukum adat sudah semakin dipangkas hanya tersisa 2 SKS. Padahal Hukum Adat adalah hukum yang masih hidup dan berkembang di tengah masyarakat di seluruh Nusantara. HM Hukum adat menjadi 'anak tiri' dalam Fakultas Hukum. Dulu ada mata kuliah hukum adat 1 dan 2, sekarang hanya 1 mata kuliah. Itupun 2 SKS saja. Dalam pengadilan pertimbangan saksi ahli dari hukum adat tidak dijadikan bahan pertimbangan dalam putusan hakim, paparnya. Prodi Hukum Adat Unhi, lanjut Prof. Wiranatha, perlu mengadakan penelitian tentang Hukum Adat di seluruh Indonesia. Pendekatan Anthropologi perlu diguanakan dalam Dalam studi Hukum Adat. Ke depan perlu dilakukan kajian hukum adat dengan pendekatan antropologi. Tidak hanya di Bali, tetapi juga di daerah lain di Indonesia, jelasnya.