background

BERITA

Berita Utama


Berita Terbaru

Image
Senin, 23 Desember 2019
FEB dan Pariwisata UNHI Gelar Seminar Digital Marketing

PROGRAM Studi Manajemen Fakultas Ekonomi, Bisnis (FEB) dan Pariwisata Universitas Hindu Indonesia (UNHI) menyelenggarakan seminar nasional manajemen pada Jumat (20/12) di Kampus UNHI. Seminar nasional yang bertemakan Digital Marketing Milenial Revolution 4.0 bekerjasama dengan Gojek dan Tokopedia. Tema ini berkorelasi erat dengan dua aplikasi besar di Indonesia itu sehingga narasumber yang dihadirkan pada hari itu yaitu Regional Marketing Manajer Gojek Erlangga Maharesha, City Partner Performance Tokopedia Dwi Nugraha Kertayasa, dan Lecturer, Profesional MC, Public Speaker Dede Setyadhi. Ketua Panitia Gusti Alit Suputra, SE.,MM.mengatakan, seminar nasional ini merupakan kegiatan rutin yang diadakan setiap tahun di penghujung tahun, dengan tema yang berbeda - beda. Seminar ini merupakan wadah bagi mahasiswa untuk bisa belajar tentang marketing dari dua pelaku start up yang sudah unicorn. Ilmu marketing sangat penting di era sekarang, sehingga mahasiswa yang hadir sekitar 200 orang dari internal UNHI maupun dari Perguruan Tinggi (PT) lain ini diharapkan dapat memetik manfaat yaitu mampu bersaing di pasar global dengan ilmu yang didapat. Dua aplikasi terkenal yaitu Gojek dan Tokopedia menurut Alit adalah start up yang sudah sangat mampu mengaplikasikan marketing secara online dan offline. Sehingga sangat tepat menjadi narasumber dalam seminar marketing itu. Mahasiswa pun diharapkan bisa mencontoh kedua aplikasi tersebut dalam hal pemasaran secara online dan offline. "Agar mahasiswa memiliki amunisi yang kuat dan lengkap untuk bekal usai menamatkan pendidikan di UNHI baik nantinya berwirausaha atau mencari pekerjaan," ujarnya. Dekan FEB dan Pariwisata UNHI Dr. Dra. I Gusti Ayu Wimba, MM.mengatakan, membangun jiwa kewirausahaan sangat penting dari sejak muda. Perguruan tinggi pun harus turut berkontribusi membangun jiwa kewirausahaan di kalangan generasi muda dengan menggelar seminar - seminar, seperti seminar nasional hari ini. Tujuannya untuk menggugah jiwa dan niat mahasiswa untuk berwirausaha. "Jiwa kewirausahaan sudah ada dalam setiap insan. Hanya saja kita perlu mengasah dan memaksimalkan. Sehingga jiwa kewirausahaan potensial namun belum berkembang optimal," jelasnya. Jiwa kewirausahaan yang telah muncul juga harus didukung dengan ekosistem yang mendukung kewirausahaan tersebut. Di UNHI sendiri dikatakan telah mendukung kewirausahaan tersebut tumbuh subur dengan menyediakan fasilitas seperti inkubator bisnis (inbis) dan UKM kewirausahaan. HM

Image
Selasa, 10 Desember 2019
Lestarikan Warisan leluhur, Unhi Adakan Seminar Pengliakan

DI Tengah kehidupan masyarakat Bali, pengliakan selalu diidentikkan dengan ilmu hitam yang di dalamnya mengandung unsur negatif. Padahal, ilmu liak merupakan salah satu ilmu bathin warisan leluhur yang harus dipahami sebagai ilmu yang positif. Untuk meluruskan stigma negatif yang berkembang di kehidupan masyarakat Bali, Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar akan segera mengembangkan Program studi (Prodi) Ilmu Pengliakan. Guna untuk mengkaji hal-hal yang sudah berakar lama ini ke permukaan, Unhi Denpasar mengundang sejumlah pakar/ahli untuk membahasnya dalam seminar nasional "Pengliakan dalam Kajian Filsafat, Agama dan Ilmu pada Masyarakat Bali", Selasa (3/12). Seminar ini dibuka langsung oleh Dirjen Bimas Hindu Kemenag RI, Prof. Drs. I Ketut Widnya, MA.,M.Phil.,Ph.D., yang dihadiri Kepala LLDIKTI Wilayah VIII Bali-Nusra, Prof. Dr. Nengah Dasi Astawa. Seminar Nasional ini mengundang sejumlah pakar-ahli ilmu pengliakan. Seperti, Prof. Dr. Volker Gottowik dari Universitas Frankfurt Jerman, dan I Gusti Ayu Diah Fridari, M.Psi.,Ph.D. dari Universitas Udayana sebagai narasumber kunci. Selain itu, juga menghadirkan narasumber utama, yaitu Dr. Komang Indrawan, S.Sn.,M.Fhil.,MA., I Gusti Ngurah Artha, dan Ahmad Riyanto. Rektor Unhi Denpasar, Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, MS., mengatakan ilmu pengliakan sangat mungkin dikembangkan untuk dipelajari sebagai ilmu pengetahuan warisan leluhur yang unik, apalagi belum ada perguruan tinggi yang mengembangkannya. Dengan dikembangkannya Prodi langka ini, masyarakat Bali berkesempatan untuk melestarikan ilmu pengetahuan warisan leluhur, sekaligus memberikan apresiasi kepada para pelestari atau oenekun ilmu pengetahuan warisan leluhur ini. "Kita terlalu terlena belajar ilmu pengetahuan yang diajarkan di negara maju, padahal masih banyak ilmu pengetahuan warisan leluhur yang perlu kita pelajari dan kembangkan yang akan menjadi ciri khas perguruan tinggi kita menuju universitas kelas dunia dengan keunikan identitas kita,"ujar Prof. Damriyasa, Selasa kemarin. Menanggapi hal tersebut, Kepala LLDIKTI Wilayah VIII Bali-Nusra, Prof. Dr. Nengah Dasi Astawa mengapresiasi danberharap Unhi Denpasar agar tidak menunggu lama untuk mengajukan pengembangan Prodi Ilmu Pengliakan. Pihaknya akan segera memberikan rekomendasi, sehingga tahun ajaran baru Prodi Ilmu Pengliakan sudah bisa menerima mahasiswa baru. Menurut Prof. Dasi Astawa, Prodi Ilmu Pengliakan akan sangat banyak diminati oleh masyarakat, tidak hanya masyarakat Bali, namun juga masyarakat luar negeri untuk belajar tentang ilmu oengetahuan tentang Liak. Hal senada juga diungkap Dirjen Bimas Hindu Kemenag RI, Prof. Ketut Widnya. Karena Prodi Ilmu Pengliakan ini akan dikembangkan di bawah Kementerian Agama, pihaknya menyarankan agar Unhi Denpasar segera mengajukan usulan pengembangan Prodi tersebut. Bahkan, pihaknya akan langsung memberikan izin rekomendasi pembukaan Prodi baru ini. Sebab, Prodi ini akan membantah stigma negatif tentang ilmu pengliakan yang berkembang di tengah kehidupan masyarakat Bali, nasional dan internasional. Salah satu narasumber, I Gusti Ngurah Artha menjelaskan dasar ilmu pengliakan adalah aksara. Oleh karena itu, ilmu pengliakan tidaklah negatif seperti yang berkembang di tengah masyarakat. Melainkan sebuah ilmu pengetahuan warisan leluhur yang patut dikembangkan dan dilestarikan, sehingga masyarakat Bali bisa paham dan mengerti tentang lingganing aksara Bali. HM

Image
Senin, 02 Desember 2019
Prodi S2 Ilmu Agama dan Kebudayaan Unhi Denpasar Gelar Yudisium Ke-29

MELEPAS sebanyak 29 orang Magister (S2), Program studi S2 Ilmu Agama dan Kebudayaan Program Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar menggelar upacara Yudisium ke-29 di Hotel Inna Bali Heritage, Denpasar, Selasa (26/11) lalu. Para yudisiawan/yudisiawati dilepas langsung oleh Direktur Program Pascasarjana Unhi Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Suka Yasa, M.S., didampingi Wakil Ketua Direktur, Dr. I Wayan Budi Utama, M.Si., bersama Kaprodi S-2 Ilmu Agama dan Kebudayaan Program Pascasarjana Unhi Denpasar, Dr. Ida Bagus Dharmika, MA. Lulusan terbaik pada yudisium kali ini diraih oleh Ida Bagus Martinaya dengan IPK 3,88. Kaprodi S-2 Ilmu Agama dan Kebudayaan Unhi Denpasar, Dr. Ida Bagus Dharmika, MA., mengatakan dari 29 orang Magister Ilmu Agama dan Kebudayaan yang dilepas, rata-rata semuanya sudah bekerja. Sehingga, dengan ilmu yang didapatkan akan bisa diterapkan di tempat kerjanya. Apalagi, Magister Ilmu Agama dan Kebudayaan (M.Sos) berperan penting dalam proses pembangunan bangsa. Sebab, persoalan budaya dan agama yang dihadapi oleh bangsa ini bisa diminimalkan dengan lahirnya magister-magister dibidang Ilmu Agama dan Kebudayaan. Apalagi, Prodi Magister Ilmu Agama dan Kebudayaan Unhi Denpasar saat ini sudah terakreditasi A. Sehingga, kualitas lulusannya siap bersaing untuk kemajuan bangsa. Selain itu, dikatakan bahwa prodi Ilmu Agama dan Kebudayaan telah menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan baik. Tidak hanya dari sistem pendidikan, penelitian, namun juga melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Bahkan, beberapa mahasiswa dan dosen memperoleh penghargaan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersebut. "Kedepan Magister Ilmu Agama dan Kebudayaan bisa berperan aktif dalam proses pembangunan bangsa,"tandas Dr. Dharmika. Direktur Program Pascasarjana Unhi Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Suka Yasa, M.S., mengatakan Prodi Ilmu Agama dan Kebudayaan merupakan Prodi Magister tertua yang ada di Program Pascasarjana Unhi Denpasar. Berdiri sejak 2002 silam di bawah Dikti, Prodi ini telah mampu mencetak lulusan sebanyak 1.235 orang Magister yang didukung 3 orang guru besar, 7 dosen bergelar Doktor, dan sejumlah dosen Letkor Kepala. Dengan akreditas A yang diperoleh pada bulan Oktober lalu, ke depan pihaknya akan mengembangkan sistem pendidikan berbasis digital dengan branded e-learning. Sehingga akan dibuka kerjasama lebih luas lagi dengan berbagai perguruan tinggi luar daerah. Terutama menghimpun mahasiswa yang ingin mendalami tentang ilmu agama dan kebudayaan. "Para lulusan kami berasal dari berbagai profesional, ada yang ahli pengobatan tradisional, tenaga kesehatan, ahli kebudayaan, kesenian dan wirausaha. Dengan ilmu agama dan kebudayaan yang didapatkan mereka akan bisa konsentrasi pada bidang agama dan kebudayaan Hindu untuk mengembangkan keahlian mereka dengan tetap mengakses pendidikan modern,"ujar Prof. Suka Yasa. Selain itu, pihaknya juga akan terus menjalin kerjasama dengan instansi-instansi yang relevan, terutama dalam aspek penelitian yang hasilnya dapat diupload di jurnal terindeks nasional dan internasional. Sebab, output dari sebuah perguruan tinggi adalah menghasilkan ilmu yang sesuai dengan basis perguruan tinggi bersangkutan. HM

Image
Senin, 04 November 2019
UNHI Beri Pendampingan Prodi Pendidikan Guru Agama Hindu di Manado

SEBAGAI universitas berbasis agama dan budaya Hindu Bali, Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan dan melestarikan keagamaan Hindu di Indonesia. Komitmen ini terus dilakukan Unhi Denpasar guna menghasilkan lulusan SDM berbasis keagamaan Hindu yang kompeten. Salah satunya, Unhi Denpasar sedang menjalin kerjasama untuk membina program studi (Prodi) Pendidikan Guru Agama Hindu yang dikembangkan Universitas Negeri Manado. Rektor Unhi Denpasar, Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, MS., mengatakan Universitas Negeri Manado memiliki salah satu Prodi yang mengembangkan pendidikan agama Hindu. Bahkan, pada tahun 2015 lalu semoat menerima mahasiswa 100 orang lebih. Namun, 4 tahun belakangan Prodi ini mulai sepi peminat dan tidak dibuka lagi. Padahal, status Prodi ini masih aktif di pangkalan data Menristekdikti. "Atas dasar itu kami Unhi Denpasar melakukan kerjasama dengan Universitas Negeri Manado untuk membina Prodi ini, sehingga dibuka kembali untuk masyarakat Hindu di seluruh Indonesia,"ujar Prof. Damriyasa, Senin (4/11). Bahkan, dikatakan dirinya bersama Yayasan Pendidikan Widya Kerthi sebagai penyelenggaran pendidikan tinggi Unhi Denpasar telah berkunjung dan melakukan kerjasama dengan Universitas Negeri Manado. Lamgkah pertama yang dilakukan, yaitu melakukan reakreditasi Prodi. Unhi Denpasar akan memberikan SDM yang ada untuk melakukan pendampingan terkait reakreditsi. "Sungguh sayang kalau program studi pendidikan guru agama Hindu ada di universitas negeri yang mayoritas adalah non Hindu, kalau ini tidak jalan. Setelah melakukan kerjasama dengan rektor dan wakil rektor, saya kumpulkan masyarakat Hindu yang ada di Manado dan kami arahkan agar ada generasi muda Hindu yang melanjutkan pendidikannya di Universitas Negeri Manado mengambil program studi pendidikan agama Hindu,"ungkapnya. Guru Besar jebolan Jerman ini mengatakan, kendala yang dihadapi Prodi Pendidikan Guru Agama Hindu di Universitas Negeri Manado, yaitu kurangnya kerjasama dengan perguruan tinggi berbasis agama Hindu di Indonesia. Padahal, peminat masyarakat yang ingin menempuh pendidikan agama Hindu di sana sangat antusias. Padahal, Prodi ini telah didukung oleh tenaga pengajar dari Umat Hindu. "Kami Unhi Denpasar tidak hanya fokus pada pengembangan internal Unhi Denpasar saja, tetapi eksternal Unhi Denpasar juga kami lakukan untuk meningkatkan kualitas SDM umat Hindu di Indonesia,"pungkasnya. HM

Image
Kamis, 31 Oktober 2019
Unhi Kembangkan Manajemen Data Digital Terintegrasi

UNIVERSITAS Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar yang merupakan Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Hindu yang pertama didirikan di bumi Nusantara menggelar Upacara Wisuda Sarjana (S1) ke-56 dan Program Doktor (S3) ke-15 di Inna Grand Bali Beach Hotel, Sanur, Rabu (30/10) kemarin. Kali ini, sebanyak 214 orang wisudawan dilepas langsung oleh Rektor Unhi Denpasar, Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, MS. Jumlah tersebut terdiri dari 206 orang Sarjana dan 8 orang Doktor. Wisudawan lulusan terbaik untuk program sarjana diraih oleh Ni Kadek Manis Wiantari, S.Kes. dengan IPK =3.88 (Cumlaude) dari Prodi Ayurweda Fakultas Kesehatan. Sementara itu, wisudawan terbaik untuk program Doktor diraih oleh Dr. dr. I Wayan Artana, SH.,M.Biomed. dengan IPK=3.86 (Cumlaude) dari Program Doktor Ilmu Agama dan Kebudayaan. Hingga saat ini, Unhi Denpasar memiliki mahasiswa aktif sebanyak 4.004 orang, yang terdiri dari 3.366 orang S1, 493 orang S2 (Magister), dan sebanyak 145 orang S3. Rektor Unhi Denpasar, Prof. Damriyasa mengatakan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan guna menghasilkan lulusan terbaik, Unhi Denpasar terus menyempurnakan dan meningkatkan mutu tata kelola universitas. Menurutnya, tata kelola universitas yang baik (good university govermance) menjadi suatu keniscayaan bagi Unhi Denpasar untuk mampu bersaing di tingkat nasional, regional maupun global dan dalam upaya mencapai visi universitas. Sebab, perubahan universitas dunia sangat pesat, arus globalisasi serta era revolusi industri 4.0 yang dikenal dengan fenomena disruptive innovation menuntut perguruan tinggi untuk berubah. Oleh karena itu, universitas dituntut untuk melakukan perubahan program dan layanan yang lebih banyak menggunakan teknologi digital (online). "Menghadapi hal tersebut, kami Unhi Denpasar sedang mengembangkan manajemen data digital yang terintegrasi dalam layanan akademik maupun tata kelola universitas,"ujar Prof. Damriyasa, Rabu (30/10) kemarin. Selain memperkuat tata kelola, Unhi Denpasar juga secara aktif menjalin kerjasama dengan berbagai pihak ditingkat nasional maupun internasional. Semua hal ini dilakukan sesuai dengan komitmen Unhi Denpasar untuk membantu mewujudkan harapan pemerintah untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM) melalui pemenuhan kebutuhan layanan pendidikan tinggi yang terjangkau oleh masyarakat. Apalagi, saat ini Unhi Denpasar telah memiliki Prodi Ilmu Hukum Adat dan Prodi Sistem Informasi yang sesuai kebutuhan masyarakat. Bahkan, Unhi Denpasar tengah mengusulkan membuka Prodi Magister Managemen dan Pengetahuan Warisan Budaya Bali. Ke depan, Unhi Denpasar akan merancang program pendidikan sarjana dan pascasarjana bagi para pengelola pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota termasuk pemerintahan desa dalam kerangka program open extended campuss, serta menerapkan pembelajaran daring. Pihaknya berharap agar para alumni ikut berperan positif dalam kehidupan di masyarakat. Upacara Wisuda dihadiri oleh Dirjen Bimas Hindu Kemenag RI, Prof. Drs. Ketut Widnya, MA.,M.Phil.,Ph.D., Ketua Harian Umum PHDI Pusat, Wisnu Bawa Tenaya, Kepala LLDIKTI Wilayah VIII Bali-Nusra Prof. Dasi Astawa, Ketua Yayasan Pendidikan Widya Kerthi, Prof. Dr. Phil. I Ketut Ardhana, MA., beserta Sekretaris, Pimpinan PTN dan PTS se-Bali, Penglingsir Puri Kesiman Denpasar, dan stakeholder terkait. HM

Image
Senin, 28 Oktober 2019
Magister Ilmu Agama dan Kebudayaan Unhi Denpasar Terakreditasi A

Magister Ilmu Agama dan Kebudayaan Unhi Denpasar Terakreditasi A SELURUH civitas akademika Program Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar kini tengah berbahagia. Pasalnya, salah satu Program Studi Magister (Prodi S-2) yang dikembangkan, yaitu Prodi S-2 Ilmu Agama dan Kebudayaan berhasil meraih nilai akreditasi A (Unggul). Nilai akreditasi A dikeluarkan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) berdasarkan Keputusan BAN-PT No. 3927/SK/BAN-PT/Akred/M/X/2019 tertanggal 16 Oktober 2019. Kaprodi S-2 Ilmu Agama dan Kebudayaan Program Pascasarjana Unhi Denpasar, Dr. Ida Bagus Dharmika, MA., mengatakan Prodi Ilmu Agama dan Kebudayaan merupakan Prodi Magister tertua yang ada di Program Pascasarjana Unhi Denpasar. Berdiri sejak 2002 di bawah Dikti, tiga kali beruntun prodi ini terakreditasi B. Namun, dengan berbagai perjuangan, baik dari segi peningkatakan kualitan maupun kuantitas kelembagaan, akhirnya Prodi yang telah mencetak sebanyak 1.206 orang alumni ini terakreditasi A. "Saat ini kita didukung SDM yang bagus, yaitu 3 orang guru besar, 7 dosen bergelar Doktor, dan sejumlah dosen Letkor Kepala. Dari segi penelitian, masing-masing dosen wajib menulis 1 buah buku hasil penelitian, bahkan 1 dosen menulis 2 hasil penelitiannya setiap tahun,"ujar Dharmika, Senin (21/10). Selain itu, dikatakan bahwa prodi Ilmu Agama dan Kebudayaan telah menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan baik. Tidak hanya dari sistem pendidikan, penelitian, namun juga melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Bahkan, beberapa mahasiswa dan dosen memperoleh penghargaan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersebut. "Dengan terakreditasi A ini kita berkesempatan untuk membuka program-program baru ke luar daerah dengan proses pembelajaran berbasis e-learning,"tandasnya. Direktur Program Pascasarjana Unhi Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Suka Yasa, M.S., didampingi Wakil Ketua Direktur, Dr. I Wayan Budi Utama, M.Si., mengatakan perolehan akreditasi A Prodi S-2 Ilmu Agama dan Kebudayaan memberikan bukti kepada masyarakat bahwa kualitas dan mutu pendidikan yang dilaksanakan Prodi S-2 Ilmu Agama dan Kebudayaan telah berjalan dengan baik dan tidak diragukan lagi. Apalagi, ke depan akan dikembangkan sistem pendidikan berbasis digital dengan branded e-learning. Sehingga akan dibuka kerjasama lebih luas lagi dengan berbagai perguruan tinggi luar daerah. Terutama menghimpun mahasiswa yang ingin mendalami tentang ilmu agama dan kebudayaan. "Dengan akreditasi A akan memberikan peluang bagi para lulusan untuk melanjutkan pendidikan Doktor dimanapun mereka inginkan. Jadi, kita akan terus memacu sistem pendidikan kita sesuai dengan perkembangan jaman dan terus mengupdate kurikulum sesuai ketentuan nasional dan menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan pasar kerja,"ujar Prof. Suka Yasa. Selain itu, ke depan pihaknya juga akan terus menjalin kerjasama dengan instansi-instansi yang relevan, terutama dalam aspek penelitian yang hasilnya dapat diupload di jurnal terindeks nasional dan internasional. Sebab, output dari sebuah perguruan tinggi adalah menghasilkan ikmu yang sesuai dengan basis perguruan tinggi bersangkutan. "Kata kunci dari perguruan tinggi itu output ilmunya, dan basis ilmu kita di Unhi adalah agama dan kebudayaan Hindu Indonesia. Sehingga, hasil penelitian yang kita lakukan tetap berbasis agama dan kebudayaan Hindu,"pungkasnya. HM