Beragama Islam, Maryano Lulus Program Doktor Ilmu Agama dan Kebudayaan UNHI
Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar kembali melahirkan seorang lulusan Doktor (S3), Senin (5/9) kemarin. Kali ini, ia adalah Dr. Maryano, SH.,MH.,CN., yang merupakan Doktor Ilmu Agama dan Kebudayaan di Fakultas Ilmu Agama, Seni, dan Budaya Unhi Denpasar. Dalam Ujian Terbuka Promosi Doktor ini, Maryano dinyatakan lulus dengan Predikat cumlaude.
Dalam Disertasinya, Maryano mengangkat tentang Ruwatan Murwakala di Taman Mini Indonesia Indah: Perspektif Agama dan Kebudayaan. Dikatakan, Ruwatan merupakan tradisi Jawa yang sampai saat ini masih dilakukan oleh orang Jawa pada umumnya dengan pertunjukan wayang kulit lakon murwakala. Tradisi Ruwatan yang diyakini oleh masyarakat pendukungnya sebagai jalan menuju penyucian jasmani maupun rohani. Orang Jawa yang bermukim di kota besar dan modern seperti Jakarta masih mau melaksanakan tradisi ruwatan yang dahulu hanya dilakukan secara pribadi oleh orang-orang yang mampu. Namun dalam perkembangannya dilakukan oleh kelompok dan masih tetap dilakukan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Proses ruwatan murwakala di TMII, perspektif agama dan kebudayaan ruwatan murwakala menjadi dinamika dan implikasi upacara ruwatan terhadap agama, budaya, sosial, kesejahteraan masyarakat dan ekologi.
Ada beberapa hasil penelitian yang ditemukan dalam disertasinya ini. Pertama, ruwatan murwakala sampai saat ini masih dilaksanakan di TMII karena ruwatan murwakala merupakan keyakinan masyarakat membawa kebenaran, khususnya oleh orang Jawa bahwa dengan dilaksanakan ruwatan murwakala bagi para sukerta dipercayai akan menghilangkan segala kekotoran pada jiwanya. Tradisi ruwatan murwakala merupakan kearifan lokal yang adiluhung serta merupakan aktifitas moral bagi masyarakat Jawa.
Kedua, proses pelaksanaan ruwatan murwakala di TMII masih dilaksanakan sampai saat ini karena proses upacara ruwatan murwakala banyak mengandung makna filosofis dalam tahapan-tahapan prosesinya. Diantaranya, upacara siraman mengandung nilaimembersihkan badan wadag manusia yang diruwat dengan menggunakan air kembangsetaman. Sedangkan sesaji dan selamatan mengandung filosofis agar orang yang diruwatdalam keadaan selalu selamat. Termasuk potong rambut terkandung makna bahwa segala yang kotor harus dipotong dan dibuang, sedangkan pagelaran wayang kulit merupakansimbol filosofis kehidupan manusia dari kelahiran hingga kematian. Dikatakan, dalam pementasan wayang kulit ruwatan murwakala, Dalang harus mampu menyajikan kata-kata yang mengandung persembahan, meditasi, pendidikan, pengetahuan dan hiburan yang pada koridornya menyajikan petuah-petuah religius yang dapat menggetarkan jiwa manusia yang mendengarnya.
Ketiga, hasil dalam penelitiannya ini juga ditemukan bahwa pelaksanaan upacara ruwatan murwakala di TMII menimbulkan berbagai macam implikasi. Diantaranya, agama, kebudayaan, kehidupan sosial, kesejahteraan masyarakat, ekologis dan kesehatan. umupacara ruwatan murwakala diyakini oleh masyarakat memiliki dampak yang sangat baik, menjadikan ajang silaturahmi dan kerukunan antar umat beragama dari lintas suku dan status sosial, sehinggaruwatan murwakala yang merupakan tradisi budaya menjadi berkembang dalam bentuk pagelaran yang membawa perubahan terhadap ketentraman jiwa, keselamatan, kedamaian, kesejahteraan, kebahagiaan, dan oerilaku ketingkat yang lebih baik dalam melindungi kehidupan lingkungan beserta ekosistemnya yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan jiwa manusia.
Ujian Terbuka Promosi Doktor dipimpin langsung oleh Rektor Unhi Denpasar, Prof, dr. drh. I Made Damriyasa, M.S., dan Prof. Dr. Ida Bagus Gde Yudha Triguna, M.S., selaku Promotor, Dr. I Wayan Budi Utama, M.Si., selaku Kopromotor, serta diuji oleh 6 orang penguji lainnya. HM