background

BERITA

Berita Utama


Berita Terbaru

Image
Selasa, 26 Oktober 2021
LITERASI DIGITAL UNTUK MAHASISWA BERSAMA UNIVERSITAS HINDU INDONESIA

Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama dengan GNLD Siberkreasi tengah menyelenggarakan salah satu kegiatan program Literasi Digital, yaitu Mahasiswa Makin Cakap Digital dengan tema Literasi Keuangan di Era Revolusi 4.0. Bekerjasama dengan Universitas Hindu Indonesia, khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Pariwisata kegiatan ini berhasil memikat banyak antusias masyarakat. Lebih dari dari 1000 mahasiswa/i maupun dosen ikut bergabung secara daring dan kegiatan ini juga diikuti oleh 50 peserta yang hadir secara langsung di tempat acara berlangsung, yaitu di Kampus Universitas Hindu Indonesia. Dengan pengemasan tema yang menarik dan relevan untuk kalangan mahasiswa/i, Kementerian Kominfo dan Siberkreasi juga mengundang narasumber-narasumber yang menarik dan kompeten sesuai dengan tema yang diangkat, seperti Donny BU (Tenaga Ahli Menkominfo bidang Budaya Digital dan Tata Kelola); I Made Maswinartha (Kepala Sub Bagian Pengawasan IKNB OJK); Nicholas Saputra (Public Figure) dan Ria Templer (Founder Utama Spice). Tidak hanya memberikan edukasi mengenai literasi keuangan saja, pada kegiatan ini juga dihadirkan workshop UMKM Bali Makin Cakap Digital. Hal ini dimaksudkan bahwa melalui kegiatan ini mahasiswa/i mendapatkan edukasi mengenai literasi keuangan di era digital dan juga bagaimana cara memanfaatkan teknologi digital sehingga menghasilkan keuntungan. Seperti apa yang sampaikan oleh bapak Dr. Cokorda Gde Bayu Putra, SE, M.Si, CMA, selaku dosen dan ketua panitia kegiatan dari Universitas Hindu Indonesia saat memberikan laporan kegiatan, dikatakan bahwa edukasi literasi digital menjadi hal penting yang harus diberikan kepada mahasiswa/i agar untuk memberikan pengetahuan dan membangun kesadaran mahasiswa mengenai pentingnya penerapan literasi digital. Melalui kelas Literasi Keuangan yang dipandu oleh Ida I Dewa A Yayati Wilyadewi (Ketua Inkubator Bisnis UNHI) dan diisi oleh Donny BU, I Made Maswinartha, dan Nicholas Saputra, para peserta disuguhkan pengetahuan-pengetahuan akan literasi digital khususnya cara aman melakukan pinjaman online dan pentingnya privasi di ranah digital. Untuk kelas workshop UMKM, kelas ini dipandu oleh Iwan Setiawan (CEO Provetics) dan diisi oleh Ria Templer dan Nicholas Saputra, melalui kelas ini para peserta disuguhkan pengalaman menarik dari keberhasilan Ria Templer memajukan bisnisnya dan juga peserta disuguhkan tips dan trik memulai bisnis online. Dengan diadakannya kegiatan ini diharapkan masyarakat, khususnya mahasiswa/i dan tenaga didik dapat menambah pengetahuan mengenai literasi digital dan memanfaatkan teknologi digital secara maksimal. Kementerian Kominfo bersama Siberkreasi terus terus berusaha untuk memberikan literasi digital kepada masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, nantikan dan ikuti webinar literasi digital lainnya dengan tema dan bintang tamu yang menarik. Untuk mendapatkan informasi dan mengikuti kegiatan-kegiatan bermanfaat lainnya, ikuti akun sosial media @siberkreasi atau mengakses info.siberkreasi.id. HM

Image
Selasa, 05 Oktober 2021
Koordinator Stafsus Presiden Sampaikan Orasi Ilmiah saat Dies ke 58 Unhi

Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar pada senin (4/10) menggelar Dies Natalis ke 58, Wisuda Sarjana ke 59, Magister ke 30 dan Wisuda Doktor ke 18, bertempat di Bali Safari Marine Park, Gianyar. Menariknya kegiatan diisi dengan Orasi Ilmiah oleh Dr. A A G N Ari Dwipayana selaku Koordinator Staf Khusus Presiden RI. Pada acara puncak Dies Natalis Unhi tahun ini memberikan penghargaan kepada Ida Bagus Tugur atas karya yang telah diciptakan. Penghargaan juga diberikan kepada Dewa Made Indra selaku Ketua Satgas Covid-19 Provinsi Bali dan Dr. Ketut Suarjaya selaku Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Penghargaan diberikan mengingat setiap menit waktu tercurahkan untuk menangani pandemi Covid-19. Pada rangkaian kegiatan ini juga diserahkan secara simbolis Beasiswa SDM Hindu Unggul pada 3 Dosen UNHI dari Fakultas Teknik, Fakultas Ekonomi Bisnis dan Pariwisata serta Fakultas Kesehatan. Beasiswa ini kerjasama antara Yayasan Pendidikan Widya Kerthi dan Badan Dharma Dana Nasional, kata Rektor Unhi Prof. Dr. Drh. I Made Damriyasa, MS. Sementara Upacara Wisuda Sarjana ke-59, Magister ke-30 dan Doktor ke-18, diwisuda sebanyak 256 orang wisudawan dan wisudawati, yakni untuk srata satu sebanyak 225 orang, terdiri dari Sarjana Fakultas Ilmu Agama, Seni dan Budaya sebanyak 2 orang, Sarjana Fakultas Ekonomi Bisnis dan Pariwisata sebanyak 174 orang, Sarjana Fakultas Teknologi Informasi dan Sains sebanyak 8 orang, Sarjana Fakultas Teknik sebanyak 14 orang, Sarjana Fakultas Pendidikan sebanyak 23 orang, Sarjana Fakultas Kesehatan sebanyak 1 orang, Sarjana Fakultas Hukum sebanyak 3 orang, dan Magister (Strata Dua) 24 orang, serta Doktoral (Strata Tiga) sebanyak 7 orang. Universitas Hindu Indonesia menaruh harapan besar kepada para alumni untuk mampu berperan positif dalam kehidupan di masyarakat. Karena itu, saya berharap agar wisudawan memaknai kelulusan ini sebagai sebuah tahap yang akan mengantarkan semua wisudawan untuk mendarma-baktikan segala pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh, harapnya. Ia menambahkan kedepannya pusat perhatian Unhi adalah meningkatkan sumber daya manusia serta akan menyediakan Program studi yang mengintegrasikan kesehatan tradisional Usada Bali dengan Pariwisata. Wisudawan terbaik untuk program Sarjana diraih oleh Luh Putu Arishanti W, S.Si dengan IPK: 3,90 (Cum Laude) dari Program Studi Biologi, Fakultas Teknologi Informasi dan Sains. Wisudawan terbaik untuk program Magister diraih oleh I Gusti Agung Putu Sagung Angga Diputra, M.Sos dengan IPK: 3,84 (Cum Laude) dari Program Magister Ilmu Agama dan Kebudayaan, dan Wisudawan terbaik untuk program Doktor diraih oleh Dr. Nali Eka, S.Ag., M.Si, dengan IPK: 3,93 (Cum Laude) dari Program Doktor Ilmu Agama dan Kebudayaan. W-009

Image
Senin, 04 Oktober 2021
Unhi Denpasar Gelar 7th ICIIS "Living The New Normal: Achieving Resilience And Ensuring Sustainable Future

Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar kembali menggelar International Conference Of Interreligious And Intercultural Studies (ICIIS). ICIIS ke-7 ini mengusung tema "Living The New Normal: Achieving Resilience And Ensuring Sustainable Future". Kegiatan seminar internasional ini digelar secara daring (online) dan pembukaanya dipusatkan di Rektorat Unhi Denpasar dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes), Kamis (30/9). Seminar Internasional ini menghadirkan keynote speaker, yaitu Hilmar Farid, Ph.D., serta sejumlah narasumber lainnya dari berbagai universitas luar negari. Diantaranya, Emiretus Prof. Dr. Alberto G. Gomes (La Trobe University Melbourne, Australia, DEEP Network), Prof. Dr. Michael Kuhn (Universitas Frankfuhrt, Jerman), Prof. Nestor T. Castro, Ph.D. (University of Philippines Dilliman), Prof. Dr. Morad Moulai Hadj (Fakulty of Social Sciences, University of Mohamed Ben Ahmed Oran 2, Algeria), Prof. Dr. Al Makin, M.A. (State Islamic University Sunan Kalijaga), dan Prof. Dr. Judith Schlehe (University of Freiburg, Germany), serta narasumber lainnya. Rektor Unhi Denpasar, Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, M.S., mengatakan ICIIS merupakan seminar internasional tahunan yang rutin dilakukan Unhi Denpasar bekerjasama dengan universitas lain, baik dalam negeri maupun luar negeri. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas hasil riset yang ada di Unhi Denpasar. "Inilah adalah sharing experience dan sharing hasil penelitian yang fokus kita ambil topik saat ini adalah bagaimana membangun ketangguhan dan kepastian masa depan terkait dengan Covid-19 dalam kehidupan new normal," ujar Prof. Damriyasa, Kamis (30/9). Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Widya Kerthi, Prof. Dr. phill. I Ketut Ardhana, M.A., meskipun kasus pandemi Covid-19 di Bali telah melandai, namun kita mesti tetap waspada. Kendati demikian, dalam dunia pendidikan harus tetap membicarakan aspek-aspek kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan aspek lainnya antara daerah satu dengan daerah lainnya maupun antara bidang ilmu satu dengan bidang ilmu lainnya. Sebab, masalah pandemi Covid-19 tidak hanya masalah kesehatan semata, namun juga berdampak pada masalah sosial, ekonomi, politik, dan lainnya. Sehingga, sinergi semua pihak menjadi sangat penting dalam menangani pandemi Covid-19 ini. Dengan harapan bisa menemukan suatu jawaban yang terintegrasi, sehingga bisa mewujudkan pembangunan masyarakat yang berkelanjutan. HM

Image
Kamis, 09 September 2021
Unhi Denpasar Buka Pendaftaran Calon Rektor Masa Bakti 2022-2026

Yayasan Pendidikan Widya Kerthi selaku Badan Hukum Penyelenggaran Pendidikan Tinggi Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar membuka pendaftaran pemilihan bakal calon Rektor masa bakti 2022-2026. Sebab, masa bakti kepemimpinan Rektor Unhi Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, M.S., akan berakhir 31 Desember 2021. Sosialisasi pemilihan bakal calon Rektor masa bakti 2022-2026 pun telah dilakukan sejak 2 Agustus 2021 lalu. Tahap pendaftaran dan penerimaan kelengkapan administrasi bakal calon Rektor telah dibuka sejak 28 Agustus 2021 dan berakhir pada 18 September 2021 mendatang. Tahap penyaringan (seleksi, verifikasi administrasi dan penilaian, serta pengumumnan bakal calon Rektor terpilih) akan dilakukan pada 20-25 September 2021. Setelah itu akan dilakukan tahap konsultasi berupa fit and proper test pada 27-30 September 2021, yang dilanjutkan dengan seleksi penetapan calon Rektor pada 1 Oktober 2021. Sementara itu, tahap pemilihan (penyampaian visi misi dan program kerja, debat, dan pemilihan calon Rektor dilakukan pada 5 Oktober. Pengumuman calon Rektor terpilih dilaksanakan pada 9 Oktober 2021. Pelantikan Rektor terpilih akan dilakukan pada 1 Januari 2022. Ketua Panitia Pemilihan Rektor yang juga Sekretaris Yayasan Pendidikan Widya Kerthi, Kolonel (Purn) Dr. Drs. I Dewa Ketut Budiana, M.Phil., mengajak seluruh umat Hindu untuk ikut berpartisipasi dan berkompetisi dalam pemilihan bakal calon Rektor Unhi Denpasar masa bakti 2022-2026. Karena Unhi Denpasar merupakan perguruan tinggi milik umat Hindu, maka dalam pemilihan calon Rektor akan dilakukan dengan ketentuan dan persyaratan yang ketat, namun transparan. Hal ini guna untuk mendapatkan Rektor yang terbaik, berwawasan luas, visioner, serta mampu memiliki dan membangun jejaring nasional dan internasional. Sebab, tantangan Unhi dan Hindu ke depan sangat kompleks. Dengan demikian, Rektor Unhi harus mampu menghasilkan lulusan Unhi Denpasar yang memiliki militansi tinggi, cerdas dan cendikia (intlek), gagasan dan cita cita yang tinggi (ideologi), serta semangat juang yang tinggi sebagai pangajawantahan dari visi Unhi yang unggul sebagai pusat kajian dan pengembangan agama dan budaya Hindu Indonesia terbaik di kawasan regional maupun internasional. Sehingga dapat mewujudkan masyarakat Hindu Dharma Indonesia yang jagadhita dan moksa. "Hal ini sebenarnya telah tertuang pada tetuwek nak ingsir, penuwa jaman dahulu dalam nada gambelan Bali, yaitu nang berarti nalar atau intlegensia, ning berarti niat yang baik dan jernih, nung berarti bernurani atau pengerasa, neng berarti nekat memiliki keberanian atau de koh ngomong (jangan malas berbicara,red), dan nong berarti berani menolak sessuatu yang tidak baik dan tidak benar. Itulah kualitas keluaran Unhi yang dihapapkan," tegas Dewa Ketut Budiana, Rabu (8/9). Tidak hanya itu, Rektor Unhi Denpasar juga harus mampu menghasilkan lulusan yang mampu menjadi contoh yang baik di tengah masyarakat. Tidak banyak teori, namun melakukan banyak tindakan yang tepat. Apalagi ke depan, Unhi adalah tempat bagi umat Hindu bertanya masalah budaya dan Agama Hindu. Sehingga keluaran Unhi menjadi contoh dan mampu menjawab pertanyaan itu dengan kajian akademis. Sementara itu, terkait pembinaan ke dalam Rektor harus mampu memberikan kesejahteraan dibidang pendidikan kepada dosen dan pegawai melalui pemberian beasiswa. Memberikan jabatan yang tepat dan kesejahteraan melalui perawatan personilnya. Dalam bidang pengawasan untuk terjaminnya kinerja yang bersih, ikhlas dan tuntas perlu pengawasan yang melekat dari semua unsur pimpinan dan tetap berkoordinasi dengan pihak yayasan. Dengan kondisi ini, diyakini Unhi ke depan akan lebih baju dan jaya. "Mudah-mudahan Rektor yang akan terpilih untuk masa bakti 2022 sampai 2026 benar-benar mampu menyiapkan lulusan-lulusan Unhi yang tidak diragukan kualitasnya dalam menghadapi tantangan. Karena terus terang saja, ancaman, tantangan, gangguan, hambatan saat ini sudah berubah dalam bentuk asimetris," pungkasnya.

Image
Kamis, 19 Agustus 2021
Unhi Denpasar Sebar 666 Mahasiswa KKN Tematik di Seluruh Bali

Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar akan sebar sebanyak 666 mahasiswa di seluruh wilayah di Bali melalui program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) tahun 2021. Mengusung tema "Desa Kala Tattwa: Ausadhining Bhumi (Memuliakan Tanaman di Bhumi Sesuai Dengan Desa, Kala, Tattwa)", KKNT akan dimulai 27 Agustus hingga 30 September 2021. Sebelum dilepas pada 26 Agustus 2021 mendatang, mahasiswa dan dosen pembimbing KKNT diberikan pembekalan secara daring, Rabu (18/8). Pembekalan diberikan oleh Rektor Unhi Denpasar, Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, M.S., Kalaksa BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin, BNPB Pusat, dan Panitia KKNT Unhi Denpasar. Sekretaris KKNT Unhi Denpasar, I Kadek Satria, S.Ag.,M.Pd.H., menjelaskan terkait tema KKNT Unhi Denpasar tahun 2021 ini. Dipaparkan, bahwa secara harfiah Aushadhi berarti tanaman. Juga diterjemahkan oshadhi, dari osha, "pembawa cahaya", mengacu pada kehidupan tanaman yang ditopang oleh cahaya melalui fotosintesis. Sedangkan, Metaforis adalah bahwa manusia juga ditopang oleh cahaya Tuhan melalui metamorfosis yang dibawa oleh tindakan prinsip-prinsip unsur Prakriti (salah satunya tumbuhan). Bahwa tumbuhan adalah bagian terpenting dari kehidupan manusia. Bahkan, pengobatan kesehatan Hindu banyak dengan menggunakan tumbuh-tumbuhan. Sehingga, pada saat pandemi mengingatkan kita pada alam, agar kita eling dengan alam, terutama tumbuh-tumbuhan. "KKN Tematik ini bertujuan untuk mengingat kembali alam kita, eling (ingat,red) diperlukan oleh kita semua pada saat pandemi Covid-19 ini. Menjaga sad kertih adalah upaya untuk Bali bangkit kembali," ungkap Kadek Satria pada pembekalan KKNT secara daring, Rabu (18/8). Rektor Unhi Denpasar, Prof. Damriyasa, berharap mahasiswa KKNT Unhi Denpasar yang tersebar di seluruh Bali bisa memberikan kontribusi pengetahuan dan keterampilannya di tengah masyarakat, terutama bagaimana membangkitkan masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. Sebab, dampak pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak dari segi kesehatan dan ekonomi, namun juga berdampak secara psikologis. Bahkan, apabila dampak psikologis masyarakat tidak bisa dikelola dengan baik, efeknya lebih dahsyat dibandingkan dampak kesehatan dan ekonomi. Terkait dengan tema KKNT, diharapkan mahasiswa Unhi Denpasar mampu mengajak masyarakat desa untuk menjaga, memelihara dan memuliakan tanaman yang menjadi sumber kehidupan yang ada di desa. Apalagi, tema yang diusung ini sejalan dengan visi pembangunan Pemerintah Provinsi Bali "Nangun Sat Kerthi Loka Bali", yaitu Wana Kerthi. Prof. Damriyasa, juga berharap dalam pelaksanaan program KKNT mahasiswa tetap mengedepankn protokol kesehatan (prokes). Mahasiswa diharapkan mampu mengedukasi masyarakat pentingnya menerapkan prokes di masa pandemi Covid-19. Sehingga, dalam upaya membangkitkan perekonomian masyarakat, penerapan prokes tetap menjadi prioritas dalam beraktivitas. HM

Image
Senin, 09 Agustus 2021
Pembelajaran Sistem Daring Perlu Evaluasi

SEJAK wabah Covid-19 menyebar di Indonesia awal tahun 2020 lalu berdampak serius pada seluruh sektor kehidupan manusia, tidak terkecuali sektor pendidikan. Lembaga pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak, sekolah dasar, sampai pada perguruan tinggi belajar dengan cara daring. Namun pembelajaran daring banyak dikeluhkan oleh orang tua murid. Mereka menganggap pembelajaran daring belum efektif dalam proses belajar mengajar siswa. Situasi ini menjadi topik diskusi Podcast Unhi ke 13 pada Selasa 3 Agustus lalu. Dialog ini dipandu oleh dosen Prodi Ilmu Filsafat Hindu Universitas Hindu Indonesia, I Gusti Agung Paramita S.Ag, M.Si. Dua narasumber hadir saat itu yakni Prof. Dr. I Ketut Suda, M.Si dan Dr. I Wayan Budi Utama. Ketika ditanya perihal efektivitas pembelajaran daring, Prof Ketut Suda menyampaikan bahwa belajar daring adalah pilihan paling masuk akal di tengah pandemi agar anak-anak masih bisa belajar. Jika anak-anak dipaksakan belajar luring atau tatap muka dikhawatirkan sekolah-sekolah menjadi klaster penyebaran virus Corona. Maka dari itu, meskipun ada kekurangannya, menurut Prof Suda, tidak ada pilihan lain selain belajar daring. Prof. Suda menambahkan, soal efektivitasjangankan belajar daring, dalam pola pembelajaran tatap muka/luring saja masih terdapat kekurangan. Hanya saja, para guru diajak untuk lebih kreatif mengkemas materi ajar secara daring agar diminati oleh siswa dan mudah dipahami. Jika guru-guru dan dosen kita tidak kreatif, sering ada keluhan dari orang tua murid bahwa mereka yang kewalahan mengajarkan anak-anak. Bahkan PR pun dikerjakan orang tuanya. Ini menyebabkan ada orang tua yang stress. Bahkan di youtube saya melihat ada orang tua memukul anaknya gara-gara sulit diajari. Mereka, para orang tua, memang tidak punya kemampuan mengajar, sekarang harus mengajar anaknya. Ini salah satu dampak negatif belajar daring, bebernya. Sementara itu, Wayan Budi Utama menyoroti efek sosial dan psikologis anak ketika belajar daring. Dulu anak-anak bisa bermain bersama temannya. Ketika ada persoalan, mereka berinteraksi dengan kawanya. Namun belajar daring tidak memungkinkan itu. Anak-anak hanya didampingi smart phone mereka. Jika orang tua mereka tidak sibuk, mereka bisa mendampingi. Namun ini menyebabkan orang tua memiliki kesibukan baru. Namun apa boleh buat, ini pilihan sulit yang harus dijalankan meskipun banyak kekurangan. Daripada mengambil resiko virus menyebar dan terkena anak-anak lebih baik belajar daring diefektifkan dengan catatan perlu ada evaluasi, papar pengamat masalah sosial dan budaya ini. Budi Utama juga khawatir, jika pola belajar daring di tingkat anak sekolah dasar sampai menengah pertama terus dilanjutkanmeskipun virus Corona sudah melandai, akan berdampak pada sikap sosial mereka. Bukan tidak mungkin, belajar daring akan melahirkan generasi yang invidualistik dan anti sosial, paparnya. Prof. Suda juga menyoroti perhatian pemerintah khususnya terhadap anak-anak yang belajar daring. Diharapkan pemerintah memberikan quota gratis agar anak-anak bisa belajar daring dengan baik. Di tengah pandemi banyak orang tua yang putus kerja. Ekonomi sangat sulit. Jangankan beli paket internet, untuk makan sehari-hari saja mereka susah. Semoga pemerintah memberi atensi ini agar ada pengadaan internet gratis bagi anak-anak, cetusnya. HM